Sabtu, 07 Januari 2017

ADAB BUANG LUDAH ATAU DAHAK DALAM SHOLAT

๐Ÿƒ๐ŸŒท  ADAB BUANG LUDAH ATAU DAHAK DALAM SHOLAT  ๐ŸŒท๐Ÿƒ
—------------------

 Berikut ini bimbingan syariat dalam membuang ludah atau dahak ketika sedang sholat.

1⃣ Tidak boleh membuang ludah atau dahak tersebut ke arah kiblat atau sebelah kanan.
2⃣ Hendaklah Ia membuang ludah atau dahak ke bawah kaki kirinya, baju sebelah kiri, atau selendangnya.

๐Ÿ’ฏ Dua hal ini berdasarkan hadits  Jabir bin Abdillah  _rodhiyallahu ‘anhu_, Rasulullah _shollallahu ‘alaihi wasallam_ pernah bersabda:

ุฅِู†َّ ุฃَุญَุฏَูƒُู…ْ ุฅِุฐَุง ู‚َุงู…َ ูŠُุตَู„ِّูŠ ูَุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ุชَุจَุงุฑَูƒَ ูˆَุชَุนَุงู„َู‰ ู‚ِุจَู„َ ูˆَุฌْู‡ِู‡ِ، ูَู„ุงَ ูŠَุจْุตُู‚َู†َّ ู‚ِุจَู„َ ูˆَุฌْู‡ِู‡ِ ูˆَู„ุงَ ุนَู†ْ ูŠَู…ِูŠْู†ِู‡ِ. ูˆَู„ِูŠَุจْุตُู‚ْ ุนَู†ْ ูŠَุณَู€ุงุฑِู‡ِ ุชَุญْุชَ ุฑِุฌْู„ِู‡ِ ุงู„ْูŠُุณْุฑَู‰، ูَุฅِู†ْ ุนَุฌِู„َุชْ ุจِู‡ِ ุจَุงุฏِุฑَุฉٌ ูَู„ْูŠَู‚ُู„ْ ุจِุซَูˆْุจِู‡ِ ู‡ูƒَุฐَุง. ุซُู…َّ ุทَูˆَู‰ ุซَูˆْุจَู‡ُ ุจَุนْุถَู‡ُ ุนَู„َู‰ ุจَุนْุถٍ.

_”Sesungguhnya salah seorang di antara kalian; apabila sedang berdiri mengerjakan sholat; Allah tabaroka wata’ala ada di hadapannya.
Oleh karena itu, Janganlah ia meludah ke depan (ke arah kiblat, pen) atau ke sebelah kanannya. Hendaklah ia meludah ke sebelah kiri di bawah kaki kirinya.
Apabila ia harus segera mengeluarkannya, hendaklah ia tumpahkan ke atas bajunya seperti ini.”_
Kemudian beliau melipat bajunya, bagian yang bersih menutupi bagian yang lain (yang terkena ludahnya, pen).

๐Ÿ“š [  HR Muslim  no.3008 dan  Abu Dawud  no.485 ]

➖ Dan dalam hadits Anas bin Malik _rodhiyallahu ‘anhu_, Disebutkan;
 _“Beliau meludah pada ujung selempangnya (๐Ÿ“Œ) , kemudian menggosok bagian yang satu (yang kotor terkena ludah, pen) dengan bagian yang lain (yang bersih, pen).”_ [  HR. Ahmad  no. 13066, dan  Al-Bukhori  no.405 ]

(๐Ÿ“Œ) Selempang adalah suatu kain yang disandangkan di bahu, bisa di sebelah kanan atau sebelah kiri.

3⃣ Membersihkan ludah atau dahak yang mengenai lantai masjid atau bagian lainnya. Jika lantai masjid dari tanah maka dengan menguburnya.

๐Ÿ’ฏ Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik _rodhiyallahu ‘anhu_ , bahwasanya Rasulullah _shollallahu ‘alaihi wasallam_ pernah bersabda:

«ุงู„ุจُุฒَุงู‚ُ ูِูŠ ุงู„ู…َุณْุฌِุฏِ ุฎَุทِูŠุฆَุฉٌ ูˆَูƒَูَّุงุฑَุชُู‡َุง ุฏَูْู†ُู‡َุง»

_”Meludah di dalam masjid adalah sebuah dosa, penghapusnya adalah; (dengan) menguburnya.”_ ๐Ÿ“š [  HR. Al-Bukhori  no.415 dan  Muslim  no. 552-(55), dan  Abu Dawud  no.474 ]

๐ŸŒผ  Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqolani  _rohimahullah_ menukilkan penjelasan Ibnu Abi Jamroh; Mengapa dikubur bukan ditutupi (atau ditimbuni sesuatu)? Alasannya:
 _”Karena dengan menutupi saja masih belum menjadikan ludah itu aman bagi orang yang duduk di atasnya; karena masih bisa mengganggu. Lain halnya dengan mengubur, dipahami dari lafadz itu; bahwa ludah dikubur di bawah tanah.”_ (selesai)  [  Fathul Bari  (1/513) ]

_Wallahu a’lamu bisshowab_

#Fikih #Ludah #Dahak #Sholat

(AH)
〰〰➰〰〰
๐Ÿ”ฐ  YOOK NGAJI YANG ILMIAH
๐Ÿ”ป(Memfasilitasi Kajian Islam secara Ilmiah)
๐ŸŒ๐Ÿ”ป Blog: https://Yookngaji.blogspot.com
๐Ÿš€๐ŸŒ๐Ÿ”ป Gabung Saluran Telegram: https://telegram.me/ngajiilmiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DARI MATA TURUN KE HATI, Berubah menjadi maksiat, Wal-‘Iyadzu billah.

๐Ÿƒ๐Ÿ“• DARI MATA TURUN KE HATI ๐Ÿ“’๐Ÿƒ Berubah menjadi maksiat, Wal-‘Iyadzu billah. —------------------- ❗️Jangan nikmati pemandangan yang ha...